Rabu, 15 Januari 2014

Model Pembelajaran Kooperatif

Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan orang. Menurut Slameto, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai  tujuan pembelajaran, semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan pada model . dalam proses pembelajaran ini, siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahaya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Benjamin S. Bloom dalam Suhaenah Suparno (2001: 81) menyatakan “Partisipasi atau keterlibatan siswa adalah kegiatan dimana subjek yang belajar ikut serta mempraktekkan sesuatu, baik secara terbuka (overt) maupun secara tertutup (covert). Jumlah keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar merupakan indeks yang baik dari kualitas pengajaran”. Menurut Huneryager dan Heckman (1992) partisipasi adalah “sebagai keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka”.
Dimyati dan Mudjiono (1994: 26) mengemukakan bahwa partisipasi mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, partisipasi ini didalamnya telah mencakup aspek perhatian dan partisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan itu sendiri. Kegiatan yang dimaksud tersebut adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Seorang siswa akan lebih leluasa dalam menuangkan gagasan atau pendapatnya apabila mereka dalam keadaan berkelompok. Mereka akan lebih kreatif dalam mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kelompok tersebut. Dalam sebuah kelompok dan memiliki tujuan yang sama seorang siswa akan terdorong kerelaanya untuk ikut serta dalam mencapai tujuan tersebut.
Pembelajaran kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga merupakan cara untuk menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan interpersonal dan keefektifan (Slavin, 2008: 100).
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.  Slavin dalam Wina Sanjaya (2012;243) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan hubungan siswa dalambelajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta pengembanan keterampilan sosial.
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif:
a.              Adanya peserta dalam kelompok
b.             Adanya aturan kelompok
c.              Adanya upaya belajar setiap kelompok
d.             Adanya tujuan yan harus dicapai
Pembelajaran kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif. Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif dianggapsebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif ini setiap anggota kelompok bekerja keras untuk beajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Menurut Nur dalam Daryanto(2012;242)), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.              Setiap anggota kelompok(siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yan dikerjakan dalam kelompoknya.
b.              Setiap anggota kelompok(siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.              Setiap anggota kelompok(siswa) harus membagi tugas dan tangung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d.             Setiap anggota kelompok(siswa) akan dikenai evaluasi.
e.              Setiap anggota kelompok(siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar.
f.              Setiap anggota kelompok(siswa) akan dimintai pertanggungjawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompok.

Menurut Daryanto(2012:242), ciri-ciri model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.              Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b.             Kelompok dibentuk dri siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.              Penghargaan lebih menekankan paa elompok daripada masingmasing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling member kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, salin menilai kemampuan danperanan sendiri maupun teman yang lain.  Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
a.              Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
b.             Guru menyajikan informasi kepada siswa.
c.              Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d.             Membimbing kelompok belajar.
e.              Evaluasi.
f.              Memberikan penghargaan.

Sumber:
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempenaruhinya. Jakarta: Rineka cipta. Hal: 2
Daryanto, Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. hal: 241–234.

Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.  Hal: 241–243.


Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka Belajar. Hal: 54–57.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar