Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung
melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan kegiatan yang paling banyak
dilakukan orang. Menurut Slameto, belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama
dalam menyelesaikan masalah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran,
semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan
serta struktur penghargaan pada model . dalam proses pembelajaran ini, siswa
didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahaya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Benjamin
S. Bloom dalam Suhaenah Suparno (2001: 81) menyatakan “Partisipasi atau
keterlibatan siswa adalah kegiatan dimana subjek yang belajar ikut serta
mempraktekkan sesuatu, baik secara terbuka (overt) maupun secara tertutup
(covert). Jumlah keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar
merupakan indeks yang baik dari kualitas pengajaran”. Menurut Huneryager dan
Heckman (1992) partisipasi adalah “sebagai keterlibatan mental dan emosional
individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap
tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka”.
Dimyati
dan Mudjiono (1994: 26) mengemukakan bahwa partisipasi mencakup kerelaan,
kesediaan memperhatikan, dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Berdasarkan
pendapat tersebut, partisipasi ini didalamnya telah mencakup aspek perhatian
dan partisipasi atau keterlibatan dalam suatu kegiatan itu sendiri. Kegiatan
yang dimaksud tersebut adalah kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Seorang
siswa akan lebih leluasa dalam menuangkan gagasan atau pendapatnya apabila
mereka dalam keadaan berkelompok. Mereka akan lebih kreatif dalam mengeluarkan
pendapatnya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kelompok tersebut.
Dalam sebuah kelompok dan memiliki tujuan yang sama seorang siswa akan
terdorong kerelaanya untuk ikut serta dalam mencapai tujuan tersebut.
Pembelajaran
kooperatif bukan hanya sebuah teknik pengajaran yang ditujukan untuk
meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, ini juga merupakan cara untuk
menciptakan keceriaan, lingkungan yang pro-sosial di dalam kelas, yang
merupakan salah satu manfaat penting untuk memperluas perkembangan
interpersonal dan keefektifan (Slavin, 2008: 100).
Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang menjadi perhatian dan
dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin dalam Wina Sanjaya (2012;243)
mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan social, menumbuhkan sikap menerima
kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua,
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan hubungan siswa dalambelajar
berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar
akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari
temannya serta pengembanan keterampilan sosial.
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran
kooperatif:
a.
Adanya
peserta dalam kelompok
b.
Adanya
aturan kelompok
c.
Adanya
upaya belajar setiap kelompok
d.
Adanya
tujuan yan harus dicapai
Pembelajaran
kooperatif memiliki dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif dan
komponen struktur insentif kooperatif. Tugas kooperatif berkaitan dengan hal
yang menyebabkan anggota bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok,
sedangkan struktur insentif dianggapsebagai keunikan dari pembelajaran
kooperatif, karena melalui struktur insentif ini setiap anggota kelompok
bekerja keras untuk beajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai
pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Menurut Nur dalam Daryanto(2012;242)), prinsip dasar
dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.
Setiap
anggota kelompok(siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yan dikerjakan
dalam kelompoknya.
b.
Setiap anggota kelompok(siswa) harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c.
Setiap
anggota kelompok(siswa) harus membagi tugas dan tangung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
d.
Setiap
anggota kelompok(siswa) akan dikenai evaluasi.
e.
Setiap
anggota kelompok(siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajar.
f.
Setiap
anggota kelompok(siswa) akan dimintai pertanggungjawaban secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok.
Menurut Daryanto(2012:242), ciri-ciri model
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.
Siswa
dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b.
Kelompok
dibentuk dri siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Penghargaan
lebih menekankan paa elompok daripada masingmasing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan
diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan,
saling berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling member kesempatan
menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, salin menilai kemampuan
danperanan sendiri maupun teman yang lain.
Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
a.
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang
akan dicapai serta memotivasi siswa.
b.
Guru
menyajikan informasi kepada siswa.
c.
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d.
Membimbing
kelompok belajar.
e.
Evaluasi.
f.
Memberikan
penghargaan.
Sumber:
Slameto.
2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempenaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.
Hal: 2
Daryanto, Mulyo
Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran
Inovatif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. hal: 241–234.
Sanjaya
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media. Hal: 241–243.
Suprijono,
Agus. 2011. Cooperative Learning teori
dan Aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka Belajar. Hal: 54–57.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar